The Last Book in the Universe
by
Rodman Philbrick
My rating: 4 of 5 stars
Kalo ditanya sejak kapan suka science fiction-kind-of books? I'll say
sejak baca bukunya Scott Westerfeld yg judulnya Uglies. Tadinya kurang
begitu suka dengan ide membaca buku science fiction, secara yang ada
dalam pikiran adalah cerita yang mengada-ada, dan menggunakan bahasa
scitific yang aneh dan njlimet. Tapi surprisingly, I like them. And I
like this book a lot.
Setting cerita adalah di masa depan.
Jauhhhh setelah terjadi gempa yang menghancurkan seluruh dunia dan hanya
beberapa hal dari masa lalu yang tertinggal. Manusia terbagi menjadi
dua jenis: normal dan sempurna. Manusia normal tinggal di reruntuhan
yang di sebut Urb, dengan langit kelam abu-abu dan berlaku seperti
kriminal untuk mendapatkan makanan, bahkan sebagian berlaku seperti
hewan. Sementara manusia sempurna yang gen nya sudah disempurnakan,
tinggal di Eden; tempat tinggal seperti surga, dengan langit biru dan
rumput hijau.
Spaz boy adalah pengidap epilesi. Spaz bukan
manusia sempurna, bukan juga manusia normal. Dia dianggap lebih rendah
dari manusia akibat penyakitnya itu. Bahkan Spaz dibuang dari
keluarganya. Suatu hari Spaz mendapat berita bahwa adiknya menderita
sakit parah dan ingin bertemu dengannya. Spaz memutuskan untuk menempuh
perjalanan berbahaya pulang kembali ke rumah yang dulu mengusirnya untuk
menemui Bean, sang adik.
Ditemani seorang penulis tua dan bocah
ingusan yang hanya bisa mengatakan satu kata: 'chox', Spaz menghadapi
berbagai kejadian bahaya dalam perjalanan mereka. Di tengah perjalanan
mereka membantu dan dibantu oleh Lanaya, seorang gadis yang berasal dari
Eden. Semua hal tentang Lanaya adalah cantik dan pintar. Tidak hanya
berhasil menyelamatkan mereka, Lanaya juga akhirnya bisa membantu Spaz
mencapai apa yang menjadi tujuan awalnya berpetualang: yaitu
menyelamatkan Bean.
Novel ini berawal dari cerita pendek yang ditulis untuk antologi Tomorrowland.
A very good science fiction :)
No comments:
Post a Comment