Monday, January 26, 2015

Lakon Librarian: Reading level vs Reading interest

booksSemua pasti setuju bahwa buku adalah jendela dunia. Bekerja di dunia buku, membuat saya sedikit banyak mengerti apa jenis bacaan yang disuka anak-anak, terutama pengunjung perpustakaan di mana saya bekerja. Mulai dari siswa kelas 1 yang sudah mencari-cari buku chapter padahal kemampuan baca mereka masih cocok membaca buku bergambar, lalu siswa kelas 6 yang justru ingin meminjam buku bergambar yang diperuntukkan bagi siswa kelas 1.

Setiap hari siswa yang datang akan menanyakan buku yang baru, buku yang bagus, atau buku tentang subyek tertentu. Sayangnya, perpustakaan ini bukan perpustakaan yang sering update koleksi, sehingga sering siswa kecewa saat mencari buku yang ingin mereka baca, namun tidak tersedia. Sedih? Pasti!

Sebagai seorang pustakawan, pastinya saya ingin selalu memberikan bacaan yang terbaik bagi pengunjung. Tidak hanya bacaan untuk pelajaran, melainkan juga bacaan untuk waktu senggang mereka, atau buku cerita. Nah, di sinilah saya berbenturan dengan peraturan yang dibuat sekolah.

kids reading
Add caption
Sekolah menginginkan siswa membaca buku yang sesuai dengan reading level mereka, atau kemampuan membaca. Tetapi masalahnya adalah, buku yang sesuai dengan reading level mereka tidak diperbaharui, mereka pun bosan dan ingin meminjam buku yang berada di atas reading level mereka.

Sementara saya, sebagai pustakawan, membebaskan siswa meminjam buku yang mereka inginkan. Terlepas dari buku itu ada di atas reading level mereka atau tidak, saya lebih memperhatikan reading interest mereka, alias minat baca. Karena menurut saya, minat baca anak-anak Indonesia ini sangat rendah, cenderung mengenaskan. Apalagi tidak ditunjang dengan ketersediaan buku-buku yang menarik bagi mereka. Maka tak heran jika saya sering membiarkan mereka meminjam buku yang lebih menantang kemampuan membaca mereka. As long as mereka memperhatikan 'The 5 Finger Rules.'

five-finger-ruleMemperhatikan kecenderungan anak-anak yang meminjam buku di luar reading level mereka (reading level ditentukan dari test yang diadakan sekolah) saya paham sekali, karena membaca buku kan untuk rekreasi juga, kan? Ya kan? Kita saja orang dewasa suka memilih buku remaja untuk bacaan santai, kaaann? Kenapa anak-anak ini harus dibatasi?

Keinginan membaca yang dibatasi, dikhawatirkan akan membuat minat mereka menurun. Jadi kenapa harus dibatasi? Biarkan saja mereka membaca apa yang mereka suka. Yang penting, selalu dikontrol buku yang mereka baca, jangan ada yang mengandung adegan yang tidak pas untuk usia mereka. Di sinilah pentingnya peranan orang tua.

So, membaca buku itu jangan hanya dibatasi pada level kemampuan baca saja, berikan anak tantangan dengan membiarkannya mencoba membaca buku yang menjadi minat mereka.

2 comments:

thebimz said...

kerja di sekolah mana mba?

Syl si Mak Biker-Brarian said...

Di SD sekitaran Bintaro :)