Dear Mycah,
Kalau kamu baca
surat ini, kamu pasti heran. Bagaimana aku bisa tahu nama kamu? Well,
pertama-tama, aku adalah mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan yang PKL di perpustakaan fakultas tempat kamu
kuliah ini. So, jelaslah aku tahu nama kamu.
Saat pertama kali
datang untuk praktek kerja di sini, aku agak gugup. Kamu tahu lah pasti. Fakultas ini kan pencetak dokter-dokter hebat. Tentunya yang kuliah di sini
juga orang-orang pilihan, yang sudah disaring dari berbagai macam saringan, dan
kamu salah satunya.
Lalu kamu datang pagi itu dengan senyum tipis, mengangguk ke arahku yang sedang menyampul buku (ya, tugas
anak PKL kan gitu, ngerjain tugas yang nggak keren) menyebabkan buku yang
tertumpuk di samping tersenggol dan jatuh. Aku malu sekali! Untung saja kamu
nggak lihat. Kamu memang cool banget! Berjalan tenang, menuju kursi favoritmu:
di sebelah jendela yang bersebelahan dengan taman. Bahkan sinar matahari pagi
itu seolah disetel khusus untuk menyinari kamu, karena pagi itu kamu tampak
begitu bercahaya, cenderung menyilaukan.
Aku mencuri dengar
staf perpustakaan membicarakanmu. Katanya kamu baru saja diputusin sama pacar
kamu yang namanya Sherry. Aku langsung mencari nama Sherry di data base
perpustakaan dan ya ampuunnn cantiknya! Sangat serasi jika berdampingan sama
kamu. Tapi aku senang sih kalian putus. Aku pun dengan nekat bertanya pada
salah satu staf, siapa nama kamu. Langsung deh aku kena bully! Tapi nggak apa,
yang penting aku tahu nama kamu.
Mycah Cambey Lara. Menurut informasi pembullyku, kamu masih ada
keturunan Amerika Latin gitu. Pantas saja kamu beda. Rambut sedikit acak-acakan berwarna
coklat, mata sayu kamu juga berwarna coklat, hidung kamu lebih mancung dari
ukuran hidung cowok Indonesia, dan senyum kamu sih yang paling bikin aku
klepek-klepek.
Pic credit: Pinterest.com |
Tahun ini adalah tahun terakhir kamu kuliah. Dan katanya, kamu
akan ke Amerika untuk kuliah di sana dan tinggal dengan keluarga dari pihak mama
kamu. Heran ya, bagaimana aku bisa tahu banyak tentang kamu? Sebenarnya, staf
perpustakaan di sini ngefans sama kamu. Menurut mereka, jarang ada mahasiswa
yang beneran rajin ke perpustakaan. Biasanya, mahasiswa lain kalau ke sini tuh
buat ngajak cewek mojok, atau sok pamer kalau suka baca, buat modus-modusan
gitu deh!
Tapi kamu nggak. Kamu beneran tenggelam dalam bacaan kamu. Kalau
kamu mau tahu cowok paling seksi menurut aku, ya cowok yang suka baca seperti
kamu ini! Sebagai calon pustakawan, tentu cowok yang gemar membaca adalah cowok
idamanku. Tapi tentu saja, aku ini bagaikan buku usang yang merindukan rak emas.
Memimpikan kamu jadi pacarku tentu saja mustahil. Jadi, yah... aku hanya akan
memberikan surat ini di hari terakhir tugas PKL ku saja. Jangan heran
bagaimana aku bisa tahu loker kamu. Itu sudah tugas aku sebagai pekerja
informasi, untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya info tentang objek penelitian.
He-he, yah anggap saja demikian.
Berharap kita akan bertemu di masa depan (meski kita satu kampus) adalah tidak mungkin,
jadi aku harap kamu sukses dan menjadi dokter yang selalu menjunjung tinggi
sumpah dokter, dan selalu menemukan kebahagiaan saat membaca buku.
Terima kasih sudah menjadi penyuntik semangatku selama PKL di sini.
Salam kenal dan selamat tinggal,
**
Posting ini diikutsertakan dalam lomba menulis 'Surat Cinta Secret Admirer' novel Caramel Macchiato, dari penerbit Bentang Pustaka.
No comments:
Post a Comment