Friday, March 27, 2009

Mi Familia -- Sylvia L' Namira

Vera's review

rating: 3 of 5 stars
bookshelves: fiction, indonesia, it-s-mine

status: Read in March, 2009




Bia pertama kali bertemu Irham waktu bertabrakan di lift kantor. Mereka berkenalan saat makan siang.

Bia bukan detektif swasta, dan Irham pun tidak bertampang psikopat. Karena itu, tidak perlu ada adegan selidik menyelidiki latar belakang yang rumit, dan beberapa bulan kemudian mereka setuju untuk menikah. Irham bahagia, Bia bahagia. Pembaca juga bahagia. Sampai... aduuuh... kok bisa begini?

Bagaimana ini? Bulan madu pasangan Bia-Irham ke Bali ternyata termasuk paket wisata untuk Mila, sepupu Irham yang janda bersama tiga anaknya. Siapa mempelai wanita yang rela "di-enam-kan" oleh suami demikian mendadak saat hari pertama bulan madu begitu? Romantisme buyar, hati Bia nan dongkol makin berat saat sepulang bulan madu ternyata Mila dan anak-anaknya terlanjur diajak Irham tinggal bersama mereka. Tanpa tanya-tanya ratu rumah tangga yang kini bertahta terlebih dulu.

Bia pasti salah satu spesies malaikat ya. Malaikat yang makan hati. Dan Irham adalah...more Bia pertama kali bertemu Irham waktu bertabrakan di lift kantor. Mereka berkenalan saat makan siang.

Bia bukan detektif swasta, dan Irham pun tidak bertampang psikopat. Karena itu, tidak perlu ada adegan selidik menyelidiki latar belakang yang rumit, dan beberapa bulan kemudian mereka setuju untuk menikah. Irham bahagia, Bia bahagia. Pembaca juga bahagia. Sampai... aduuuh... kok bisa begini?

Bagaimana ini? Bulan madu pasangan Bia-Irham ke Bali ternyata termasuk paket wisata untuk Mila, sepupu Irham yang janda bersama tiga anaknya. Siapa mempelai wanita yang rela "di-enam-kan" oleh suami demikian mendadak saat hari pertama bulan madu begitu? Romantisme buyar, hati Bia nan dongkol makin berat saat sepulang bulan madu ternyata Mila dan anak-anaknya terlanjur diajak Irham tinggal bersama mereka. Tanpa tanya-tanya ratu rumah tangga yang kini bertahta terlebih dulu.

Bia pasti salah satu spesies malaikat ya. Malaikat yang makan hati. Dan Irham adalah contoh seorang Forrest Gump (di kisah Forrest Gump kayaknya tidak ada malaikat, tapi biar saja. Ini kan buku Mi Familia). Irham terlanjur berjanji pada sahabatnya, almarhum suami Mila untuk menjaga keluarga yang ditinggalkan. Walau artinya ia menepikan istrinya sendiri. Dan Bia awalnya bisa sebegitu berlapang dada menerima Mila dan anak-anaknya walau sadar itu berarti perasaannya bukanlah prioritas dalam pandangan suaminya.

Di situlah ajaibnya buku ini. Terutama karena tokoh jagoan buku ini, yaitu Bia, berpikir dan bertindak justru dengan bercermin pada hal-hal yang tidak dilakukan suaminya. Dengan kata lain, perilaku Irham-lah yang ajaib. Perilaku tanpa perasaan. Huh, dasar cowoook...!

Perasaan Bia yang kemudian termuntahkan memang begitu manusiawi. Ia takjub atas keputusan-keputusan kemanusiaan dan janji kesatria Irham. Ia heran sang kesatria yang sudah jadi suaminya ternyata tidak menganggap istrinya sebagai mitra sejajar untuk memutuskan hal terkait ketenteraman rumah tangga bersama-sama. Ia tak habis pikir, kenapa harus Irham seorang yang mengurus keluarga Mila. Ia marah waktu Mila bagai tak hendak memberi dirinya sendiri prospek masa depan dengan menolak dijodohkan. Di atas segalanya, ia cemburu seorang sepupu yang kebetulan janda sahabat suaminya bisa punya kekuasaan besar atas urusan rumah tangga mereka.

Buku ini hasil karya seorang perempuan (ibu-ibu pulak!), jadi fokusnya adalah apa yang akan dilakukan seorang perempuan yang berada di posisi Bia. Bia yang orang kota besar, sibuk dengan karir, dan sosoknya bisa kita lihat di mana-mana. Rasionya sesuai dengan bahan timbangan ibu-ibu. Gaya bahasa yang dipakai pun sudah bisa ditiru anak umur 3 tahun. Tipikal. Standar. Tokoh Mila yang mungkin bikin geregetan. Rupanya ia punya alasan untuk tidak hidup ngoyo.

Sayang buku ini kurang memberi rasionalitas pada posisi Irham. Padahal ia tokoh pemeran utama pria. Apa iya, ada cowok "baik-baik" yang sengaja tidak cerita pada istri yang baru dinikahinya tentang tambahan personil bulan madu mereka? Apa iya si cowok "baik-baik" ini tidak menenggang perasaan istrinya setelah kejutan demi kejutan disodorkannya? Kenapa juga sang sepupu tidak tinggal saja bersama keluarga besar Irham yang masih lengkap? Kekosongan-kekosongan alasan ini jika dilengkapi seperlunya pasti akan jadi lebih menarik lagi.

Sangat menarik melihat gambaran sepasang suami-istri yang berusaha menyelesaikan masalah rumah tangga mereka, walau dengan kecepatan yang berbeda. Kesabaran dan mau mendengarkan adalah kuncinya.

No comments: