Cassie (Girlfriend Fiction, #8)
by
Barry Jonsberg
My rating: 3 of 5 stars
Sesuai dengan judul serinya, "Girlfriend Fiction", buku ini memang
bercerita tentang remaja perempuan dengan segala permasalahannya:
sekolah, cowok ganteng, menjadi populer, berantem sama sahabat, trus
baikan lagi setelah tau temen populernya ternyata gak bagus buat
ditemenin, gitu-gitu deehh... Tapi yang istimewanya, cerita dalam buku
ini memasukkan unsur lain dalam kisahnya, yaitu seorang gadis penderita
cerebral palsy.
Cerebral palsy adalah suatu gangguan atau
kelainan yang terjadi pada suatu kurun waktu dalam perkembangan anak,
mengenai sel-sel motorik di dalam susunan saraf pusat, bersifat kronik
dan tidak progresif akibat kelainan atau cacat pada ja- ringan otak yang
belum selesai pertumbuhannya. (sumber: www.kalbe.co.id)
Holly
ingin menjadi bagian dari genk populer, dan naksir berat sama pemain
basket, Raph. Tapi sahabatnya, Amy, lebih tertarik pada buku dibanding
membahas tentang Raph. Holly hampir tak percaya saat dia mendapat
undangan dari Demi, ketua genk populer, untuk sleepover di rumahnya.
Tapi ternyata di hari yang sama, tante dan sepupunya akan datang dan
berencana menginap di rumah mereka selama jangka waktu yang tidak
diketahui.
Gagal pergi ke sleepover membuat Holly sedikit sebal
kepada tante dan sepupunya itu. Cassie, demikian nama sepupunya yang
menderita cerebral palsy, merasakan bahwa Holly tidak bahagia dengan
kedatangannya. Meskipun Cassie tidak bisa berkomunikasi, kita bisa
membaca pikirannya yang dituangkan oleh penulis. Bisa jadi memang itu yg
ada dalam pikiran para penderita penyakit ini jika melihat dunia luar
yang aktif sementara mereka bahkan tak bisa mengontrol syaraf mereka
untuk berhenti kejang-kejang.
Holly pun menghindar dari rumah dan
banyak menghabiskan waktu di luar bersama teman barunya, Demi dan genk
populer. Masalah baru muncul ketika Holly diajak bolos sekolah dan Amy
pun menjadi sasaran kemarahan ketika dirinya dihukum oleh ibunya. Muncul
lagi masalah lain ketika Amy diminta mengajak Cassie nonton bioskop dan
disana Cassie tak mampu bersikap 'normal' seperti yang diinginkan
penonton bioskop lainnya. Pokoknya amburadul lah! Tapi cerita ini
berakhir manis, dan semua masalah terselesaikan dengan baik :) Sangat
cocok buat remaja putri seperti saya ini :)
Oiya, meskipun ini
adalah serial, tapi bukunya berdiri sendiri dan tiap seri ditulis oleh
penulis yang berbeda, sehingga bisa dibaca dari serial nomer berapapun,
gak masalllaahhh...
No comments:
Post a Comment