Thursday, July 31, 2014

Lakon Librarian: Library Display, part 1

Menjelang tahun ajaran baru kali ini, saya cukup heboh menyiapkan display untuk library. Tahun-tahun lalu, saya hanya menyiapkan seadanya. Tapi tahun ini, terutama setelah library direnovasi, saya ingin memenuhi ruang-ruang dan tembok sepi itu dengan display yang lucu agar siswa tertarik untuk masuk ke library dan betah berada di sana.

Pertama untuk pintu library. Agak tricky juga karena pintu semua terdiri dari kaca dengan frame. Browsing ide di internet saya pun mendapat ide untuk membuat tulisan besar-besar untuk sekadar menutupi kaca supaya tidak seperti akuarium. Display yang saya lihat di internet, mereka mencetak tulisan tersebut dan menutupi seluruh kaca pintu dengan bahan (mungkin seperti) vinyl. Jadi dari luar library tidak terlihat sama sekali. Tetapi saya tidak mau menutup rapat semua pintu. Saya ingin masih ada ruang untuk orang bisa melihat ke dalam. Untuk itu, saya memanfaatkan printer dan mesin laminating yang tersedia di sekolah.

Semua tulisan ini saya print dan laminating, kemudian tempel satu persatu dengan menggunakan selotip. Memang sedikit jadi PR sih, namun hasilnya cukup memuaskan. Terus terang, masih terlalu akuarium sih buat saya. Tapi sudah cukup lumayan kan?

IMG_20140721_194300


Kemudian untuk tembok yang ada di atas jendela-jendela dalam ruangan. Terasa sepi sekali di bawah AC yang menghembuskan hawa dingin itu. Saya putuskan untuk print huruf-huruf besar bertuliskan ‘QUIET ZONE’ menggunakan microsoft publisher, pilih banner ukuran A3. Berhubung saya membuat tulisan ‘QUIET’ dan ‘ZONE’ di hari yang berbeda, saya lupa huruf apa yang digunakan di tulisan ‘QUIET’, dan itu sudah terkirim ke ruang laminating. Walhasil, tulisan ‘ZONE’ fontnya beda. Dan itu saya sadari setelah keduanya beres dilaminating. Hahaha! Nggak terlalu kentara, kan ya?

Quiet Zone

Terakhir, reading corner. Dinding di sana tadinya dihias peta dunia berframe. Tetapi setelah direnovasi, saya meletakkan rak buku koleksi berbahasa Indonesia di sana, dan saya harus mencari ide lain guna menghias tempat tersebut. Dari googling, saya mendapat ide untuk membuat hiasan yang terinspirasi dari buku Dr. Seuss: The Lorax. Dan inilah hasilnya!

Awalnya di area reading corner ini akan saya dirikan pohon. Supaya siswa yang membaca buku seolah berada di bawah rindangnya pohon. Frame untuk dudukan pohon yang terbuat dari bambu pun sudah jadi. Bahkan daun maple sudah siap untuk ditempel di dahannya. Akan tetapi, ide saya buntu saat harus menutup frame itu menjadi batang. Pakai apa? Koran? Kertas samson? Maklumlah, saya bukan guru art yang kreatif. Akhirnya saya banting stir dan membuat hiasan The Lorax.

Kalau diperhatikan secara seksama, bulatan yang ada di atas batang belang-belang itu, adalah daun maple yang sudah saya gunting-gunting itu. He-he, akhirnya bermanfaat juga kan? Insya Allah, tidak ada yang terbuang kok ;)

The Lorax by Dr. Seuss


Masih banyak ruang dan dinding (atau jendela) yang harus dihias. Tetapi sepertinya harus menunggu semester depan, karena saya harus mengambil cuti maternity dalam waktu dekat ini. So yeah... Cukup dulu untuk sekarang.

Semoga bisa menginspirasi :)

3 comments:

Jusni said...

Kerreeeennn, kayanya gw kudu hamil neh biar lebih kreatip👍

Mak Biker-Brarian said...

Amiiinnnn.. biar dapet princess :) Kan udah punya dua Prince

Lakon Librarian #13: Library Display, part 2 | Melakoni Hidup said...

[…] Di kotak penyimpanan bahan display, saya punya banyak daun-daun Maple berwarna-warni. Dulu, daun Maple ini mau saya buat pohon di reading corner, tapi nggak jadi karena susah juga ya bikin pohon. He-he. Akhirnya saya buat display Lorax dan daun maple yang sudah terlanjur saya buat, saya gunakan untuk bikin bulet-bulet di atas lorax itu. (postingnya bisa dilihat di sini) […]