Kaliluna: Luka di Salamanca
by Ruwi Meita
My rating: 4 of 5 stars.
Good books always inspire me. And this one is one of them.
Kisah dimulai dengan kedatangan seorang gadis bernama Kaliluna (nama yang unik) di kota Salamanca, Spanyol. Kali memutuskan untuk tinggal bersama ibu yang meninggalkannya sejak dirinya masih bayi, Kenapa dia memilih ibunya yang notabene orang asing baginya? Itulah asalannya, karena ibunya orang asing. Kali sedang tak ingin berada di dekat orang-orang yang mengenalnya. Dia memilih ke negeri asing, di mana tak ada seorang pun yang mengenalnya dan dikenalnya. Kali melarikan diri dari luka.
Di Salamanca, Kali memilih untuk tidak membuka komunikasi dengan ibunya. Sementara ibunya yang sudah mengetahui kejadian traumatik yang menimpa Kali, merasa berkewajiban untuk membantunya. Namun tak ada orang yang berhasil ditolong jika dia sendiri tak ada keinginan untuk ditolong. Kali tetap menutup diri dan memilih duduk di tepi dermaga di depan apartemen ibunya.
Kali menikmati kesendiriannya, hingga muncul seorang pria yang sedikit menyebalkan dengan gayanya yang kepo habis. Ibai, lelaki Spanyol yang mendekati Kali bersikeras untuk selalu menemui gadis itu dan lambat laun justru pria asing ini yang berhasil membuat Kali membuka diri dan mau ditolong.
Perlahan namun pasti mereka bersama-sama mencari cara yang tepat untuk menghilangkan trauma Kali pada busur dan anak panah. Kali yang atlet panahan kehilangan minat bahkan ketakutan pada dua benda tersebut karena kejadian di Indonesia yang menimpanya. Berbulan-bulan kemudian Kali pun berhasil menghilangkan traumanya pada busur dan anak panah. Namun timbul ketergantungannya pada Ibai, pria yang berniat melakukan perjalanan ziarah untuk menentukan jalan hidupnya ke depan.
Suatu hari, Kali mendatangi rumah Ibai dan menemukan sebuah rahasia mengejutkan di kamar pria tersebut. Kali memilih menjauhi Ibai, sementara pria itu akhirnya melanjutkan niatnya untuk ziarah yang akan menghabiskan waktu berminggu-minggu.
Pada akhirnya Kali yang harus menentukan, apakah dia akan memaafkan Ibai atas rahasia yang dipendamnya selama ini, atau ikut bersama Arya, pria yang mencintainya, yang menyusulnya hingga Salamanca untuk menjemputnya pulang.
Novel ini kental sekali dengan nuansa Spanyol. Baris-baris kalimat percakapan dalam bahasa Spanyol menambah kaya nuansa Spanyol dalam novel ini. Lumayan untuk menambah-nambah kosa-kata bahasa Spanyol :)
Jalan ceritanya seru, nggak terlalu bertele-tele, dan tidak terlalu cepat juga. Pas! Typo juga sepertinya tidak ada, atau mungkin ada tapi saya tidak menemukannya, karena novelnya menyita semua perhatian saya pada jalan ceritanya. Bahkan saya yang bukan penikmat puisi sejati, bisa suka sama puisinya Neruda.
Very recommended buat yang menyukai novel Indonesia rasa Spanyol. Hanya satu pertanyaan buat mbak penulis: apa sih yang dilakukan musim semi pada pohon ceri? :) saya penasaraaannn...!
**
Link review buku ini di Goodreads: https://www.goodreads.com/review/show/1131964322
No comments:
Post a Comment