Sunday, February 12, 2017

Soul Drifter -- Lynette Ferreira

Soul Drifter by Lynette Ferreira

My rating: 2 of 5 stars

Sebenarnya saya suka ide novel ini. Makanya saya beli edisi kindlenya. Iya, ini pertama kalinya saya beli ebook dari Amazon. Ternyata seru ya! Seseru belanja di TokPed. Bikin nagih!!! :D Gaby merasa ruhnya pergi meninggalkan tubuhnya saya dia tertidur. Karena mimpi yang dialaminya terasa sangat nyata. Meski seperti mimpi-mimpi lain, saat terbangun Gaby tidak terlalu ingat, namun saat dia berada di alam mimpi semua terasa nyata. Ibunya tidak memercayai Gaby saat dia menceritakan hal tersebut. Gaby pun mencari tahu di sebuah forum tentang mimpi, untuk mendapatkan jawaban dari mimpi yang dialaminya.

Di dalam mimpi, Gaby bertemu dengan seorang anak lelaki seusianya, kira-kira 15 tahun. Mereka bertemu, bercakap-cakap, bahkan mereka terasa lebih dekat dari sekadar orang asing. Saat berjumpa di bawah pohon lemon, Barclay, demikian nama anak lelaki tersebut, akan memeluk Gaby seolah mereka memang janjian ketemu di mimpi.
"Be careful making promises, if you don't yet know the outcome."
Mimpi Gaby tidak hanya melulu tentang Barclay, ada sebuah rumah yang misterius muncul dalam mimpinya. Gaby baru memberanikan diri memasuki rumah itu setelah beberapa kali memimpikannya. Pencarian Gaby tentang arti mimpinya sempat terhenti karena neneknya yang tinggal di Australia terserang stroke, hingga keluarganya boyongan dari England ke sana. Neneknya menempati kamar untuk dua orang, dan tempat tidur di sebelahnya selalu tertutup tirai. Tak ada yang mengunjungi pasien tersebut, dan Gaby merasa iba.

Pic doc pribadi
Suster menyarankan agar Gaby membacakan cerita untuk pasien tersebut dan Gaby menyetujuinya. Gaby menyadari bahwa membaca status pasien tidak diperbolehkan. Namun setelah membacakan buku untuk pasien tersebut, Gaby jadi penasaran dan mencuri lihat status pasien di folder yang tergantung di tempat tidurnya. Namanya Barclay.

Awalnya Gaby tak merasakan apa-apa. Namun setelah beberapa saat, Gaby menyadari bahwa ini adalah Barclay yang selalu ada di mimpinya. Tak hanya Barclay, neneknya pun hadir dalam mimpinya, memberitahu Gaby bahwa Barclay tersesat di dunia mimpi. Dan tugas Gaby lah mengembalikannya ke dunia.
"Our gratest joys in life come from loving someone, just as our greatest sadness comes from regrets over lost relationship."
Saat neneknya muncul dalam mimpi Gaby, penjelasannya mengenai mimpi, dan otak manusia yang ibarat komputer... asli bikin saya pusing tujuh keliling. Saya nggak ngerti maksud dan tujuan penulis menuangkan dalam kata-kata yang sangat rumit semacam copas dari textbook. Gak ngerti! Ini kan buku untuk young adult ya boo! Napa pake bahasa njlimet gitu? Ngerti sih, dia mo njelasin bahwa jiwa yang berkelana di alam mimpi itu ada penjelasan ilmiahnya. Tapi bisa gak kasih penjelasan yang simple aja? Beberapa halaman saat si nenek menjelaskan tentang otak manusia bla-bla-bla saya skip. **and to think I BOUGHT the ebook**

Kemudian saat jelang akhir cerita, Gaby dan Barclay ketemu di mimpi, obrolan mereka, janji-janji mereka untuk selalu bersama, bahwa mereka diciptakan untuk menjadi pasangan sehidup semati... alamaaakkk ini percakapan anak umur 15 tahun? Anak saya di usia yang sama masih main slime dan squishy loh. *eh, gimana sih* Maksudnya, percakapan mereka tuh terlalu dewasa untuk usia segitu gitu lhooo... *gemes jadinya*

Anyway, novel ini mengingatkan saya pada film yang pernah saya tonton, judulnya In My Dreams. Di mana seorang chef perempuan dan arsitek pria bertemu di alam mimpi. Mereka tidak pernah bertemu di alam nyata. Bahkan mimpi mereka begitu indahnya mereka sampai menanti-nanti saat tidur untuk bisa bertemu di alam mimpi. Ini semua berawal saat mereka melempar koin di sebuah air mancur gitu. Seru dan romantis :D
"Perhaps all human beings are one long wait away from madness."
Balik ke novel ini, kirain dari judul dan sinopsis akan masuk thriller. Ternyata cerita remaja biasa, ada bumbu misterinya dikit. Gak horor sama sekali. Sedikit kecewa sih, tapi  mungkin ekspektasi saya aja yang terlalu tinggi. Terutama jelang-jelang tengah ke akhir. Terkesan terlalu maksa, dan mau ilmiah jadi malah boring. Belum lagi kenapa tiba-tiba Gaby celaka, trus Gaby merasa mencari sesuatu di salam mimpi, tapi apa itu gak dijelasin juga. Sementara untuk cari tahu saya udah give up gitu. Hadeehh... Bintang 2 cukup lah ya...

No comments: