Wednesday, March 28, 2018

A Wrinkle in Time -- Madeleine L'Engle

A Wrinkle in Time by Madeleine L'Engle

My rating: 3 of 5 stars

Niatnya membaca ini karena mau ngejar nonton filmnya, tapi ternyata habis baca, nggak kepingin nonton. Padahal ada Oprah ya? Dan banyak yang suka sama filmnya. Cuma kalau sudah baca, seringnya saya malah males nonton karena udah tahu endingnya. *my bad*
“People are more than just the way they look.” 
Ceritanya tentang dua bersaudara, si kakak -Meg- yang tidak merasa diterima lingkungannya, dan si adik -Charles- yang jenius (dan sangat sadar dengan kejeniusannya itu, hingga agak annoying yaa) dan satu cowok teman sekolah si kakak -Calvin- yang populer, tapi nggak sejenius si adik. Suatu hari, mereka bertemu dengan seorang wanita bernama Mrs Who, yang kemudian mengenalkan mereka dengan Mrs Whatsit dan Mrs Which yang penampilannya aneh bin ajaib, namun sepertinya memiliki keistimewaan.
“Thinking I'm a moron gives people something to feel smug about," Charles Wallace said. "Why should I disillusion them?” 
Ketiga perempuan tua itu mengatakan bahwa ayah Meg dan Charles sebenarnya tidak hilang, melainkan ada di dimensi lain di dunia ini, yang namanya terus terang susah disebut, sehingga saya skip aja ya menyebut namanya. Singkat cerita pergilah mereka ke dimensi ini, dibantu ketiga perempuan tua itu yang ternyata ada penyihir, namun gak bisa bantu apa-apa juga, jadinya mereka harus berjuang sendiri.
https://www.instagram.com/bookdragonmomma/
Banyak test yang mereka hadapi, di antaranya adalah mengalahkan rasa sombong, mengalahkan ego, dan percaya pada satu dan lainnya. Saya sebenarnya agak bingung dengan buku ini. Untuk orang dewasa seperti saya aja, saya bingung bacanya. Banyak istilah aneh yang memang sah-sah saja untuk digunakan di dunia fantasy, namun penyebutannya juga sulit dan terlalu banyak bikin saya mumet *garuk pala* bagaimana kalau saya suruh anak saya baca? Paling di halaman satu sudah melambaikan bendera putih.
“I don't understand it any more than you do, but one thing I've learned is that you don't have to understand things for them to be.” 
Kebetulan saya baca yang bahasa Inggrisnya. Niatnya sih baca seri lain dari penulis ini, namun sehabis baca satu buku ini, saya memutuskan untuk membaca sesuatu yang normal saja, yang bisa diterima otak tanpa harus kram. Mungkin ini yang menyebabkan saya malas menonton filmnya. Mungkin untuk penyka fantasy, bisa coba ini.


No comments: