City of Glass (The Mortal Instruments, #3)
by
Cassandra Clare
My rating: 5 of 5 stars
Setelah serialnya Scott Westerfeld: Midnighters dan Uglies, trilogy The
Mortal Instruments adalah trilogi selanjutnya yg selesai saya baca
semuanya dan merasa puas setelahnya. Yup! Ceritanya gak ngebosenin dan
terus bikin penasaran. Terutama kisahnya Jace dan Clary :) Sampe buku
ketiga masih gak terima kalo mereka adalah siblings :p
Di City of
Glass, Clary ke Idris, negara asal para shadowhunter. Tujuannya adalah
ingin mencari ramuan yang akan membangunkan ibunya dari tidur. Tapi Jace
melarangnya. Namun gimanapun Jace coba menghentikan Clary, tetep aja
dia akhirnya pergi jg ke Idris. Kita semua tau dong perasaan Jace ke
Clary dan juga sebaliknya? Itulah yang bikin saya penasaran sampe
bela-belain nyelesein ni buku selama wiken, demi tau mereka tuh gimana
nantinyaaa??? Penasaran abieesss!!!
Seperti biasa, bunga-bunga
deskripsi saya skip-skip untuk mencari action yang sebenernya. Buku
cerita perang gitu loh, mana sempet baca deskripsi tentang ruangan atau
tempat, ya gak? Valentine (musuhnya nih) yang telah berhasil mendapatkan
2 mortal instruments (cup and sword) sedang mencari intrument yg
terakhir untuk membangkitkan angel yang bisa mengabulkan satu
keinginannya, yaitu mirror. Dan seperti biasa di buku-buku action,
pejahatnya menang duluan dong? hehehe... standard ya? Dan seperti biasa
pula, akhirnya jagoannya deh yang menang :p Kalo penasaran gimana cerita
detailnya, ya baca aja kali ya?
Anyway, buku ke 3 ini menjawab
semua pertanyaan dan gak terkesan buru-buru diselesaikan. Biasanya saya
kurang suka sama yang berbau-bau fantasy. Tapi buku ini pas! And I
really like it! :)
No comments:
Post a Comment