Bel Canto
by
Ann Patchett
My rating: 5 of 5 stars
Novel yang seru.
Awalnya merasa gentar karena tebalnya (dan
lusuhnya) novel ini. Tapi di dalamnya ada pesan untuk si pemilik buku
dari sahabatnya, "M, enjoy. I found it to be a page turner! Happy
birthday. Escape with a good book. Love, H." Pesan itu menggelitik rasa
ingin tahu saya, dan saya bawa pulang lah buku ini ke rumah.
Kisahnya
berawal dari pesta. Pesta yang cukup unik, yaitu pesta ulang tahun di
Spanyol, yang diadakan di rumah wakil presiden Spanyol, untuk merayakan
ulang tahun seorang pengusaha asal Jepang, dengan harapan beliau akan
investasi di negara Spanyol. Ceileee... serius amat ya ngejaring
investor :D
Tapi lucunya, presiden negara itu tidak hadir ke
pesta karena alasan yang menurut kita sepele, namun menurut presiden
sangat penting, yaitu: tidak bisa tertinggal episode telenovela yang
sedang diikutinya. Pokoknya hari Selasa adalah hari telenovelanya dia.
Titik! Dan itu bukan rahasia lagi di kalangan pejabat pemerintah. Namun
mereka semua menutupinya dengan mengatakan mengurusi masalah ini lah!
Itu lah! Hingga akhirnya semua itu terbongkar saat teroris datang
mengambil alih pesta.
Mereka ingin menyandera presiden. Ketika
preseiden yang memiliki keturunan Jepang itu tidak muncul, wakil
presiden tak memiliki alasan lain selain mengatakan yang sebenarnya,
bahwa presiden tidak hadir di pesta karena menonton telenovela, di mana
malam itu adalah penentuan si Maria yang tertangkap bisa bebas atau
tidak. (Maria Mercedes, kah? Emang ada kisah tangkap-tangkapannya?
*Mencoba mengingat*)
Seorang negosiator didatangkan untuk
menanyakan tuntutan para teroris. Negosiator yang sebenarnya datang ke
negara tersebut dalam rangka liburan, menjalankan tugasnya dengan
setengah hati. Hanya dia di kisah ini yang memiliki kebebasan untuk
keluar dan masuk rumah itu kapan saja. Para jendral teroris yang tak
mendapatkan sasaran awal mereka, lalu menuntut hal lain seperti
pembebasan teman-teman atau saudara-saudara mereka yang di penjara.
Pemeritah
menolak tuntutan mereka, malah balik mengirimkan tuntutan pada para
teroris. Akhirnya para wanita, anak-anak, pelayan, orang sakit pun
dibebaskan dari rumah tersebut. Kecuali Roxanne Coss, seorang penyanyi
opera yang diundang ke pesta untuk menyanyi.
Keadaan pun berubah
dari menegangkan, menjadi lebih longgar bahkan cenderung lucu dan
kocak. Pertama si wakil presiden yang merasa sebagai tuan rumah mulai
beberes (nyapu, ngepel, bahkan nyuciin baju tamu-tamunya) karena
pelayannya semua dipulangin. Lalu si pengusaha Jepang yang berulang
tahun merasa bersalah karena para tamu ini tersandera karena pestanya
dia, sementara dia nggak bermaksud invest di negara itu juga sebenarnya.
Lalu para sandera lain yang merasakan cinta mendalam pada si
penyanyi opera, bahkan nekad menyatakan cinta meskipun di rumah ada
istri dan 5 anak! Trus kisah cinta backstreet antara teroris dan sandera
(back cupboard kali yah tepatnya, karena mereka janjian ketemuannya di
lemari penyimpanan piring gitu).
Penyanderaan yang berlangsung
selama 4,5 bulan itu pun membuat mereka saling respek dan terjalin
pertemanan antara teroris yang masih berusia muda dengan para sandera
yang berusia lebih tua. Bahkan si wakil presiden berpikir untuk
mengangkat anak salah satu teroris. Pembaca pun menjadi simpatik bahkan
berpihak pada teroris.
Endingnya? Hmmm... Seperti akhir cerita
penyanderaan manapun, kisah ini pun tidak jauh berbeda. Seperti halnya
dalam hidup, tidak semua yang diharapkan akan terwujud.
Kuranngya,
novel ini meskipun katanya terinspirasi dari kisah nyata, tapi ada yang
seperti berlebihan ya, misalnyalah ada kursus nyanyi, tanding catur,
trus masak bareng, main bola bareng juga, kok kayaknya absurd banget.
Tapi yah, ini kan karya fiksi, boleh-boleh aja dong penulisnya
berimajinasi seliar apapun? :D
Saya kasih 5 bintang, karena saya sendiri sepertinya tidak akan bisa berimajinasi seliar Mpok Ann Patchett.
No comments:
Post a Comment