Monday, June 09, 2014

Revenge Wears Prada: The Devil Returns -- Lauren Weisberger

Revenge Wears Prada: The Devil Returns by Lauren Weisberger

My rating: 3 of 5 stars

Novel lanjutan dari The Devil Wears Prada ini kurang menggigit menurut saya. Namun tetap dapat 3 bintang karena sesekali ada beberapa part yang saya nikmati membacanya.

Oke, kisanya tentang Andrea yang ceritanya masih trauma sama bos lamanya, Miranda. Andy, begitu panggilannya, menikah dengan Max, dan bersama sahabat barunya Emily (yang dulu asisten Miranda dan membenci Andy) mereka membuat majalah wedding. Majalah ini sukses dan menarik perhatian sebuah perusahaan publishing yang hebat: Elias-Clark. Perusahaan ini ingin membeli Majalah The Plunge dan menjadikan mereka berada sepayung dengan Runway, majalah dulu tempat Andy bekerja pada Miranda. Dan siapa lagi editor kepala yang akan menjadi atasa mereka kalau mereka memutuskan untuk menjual The Plunge? Yap, tak lain dan tak bukan adalah Miranda herself.

Kisah berputar-putar pada ketakutan Andy pada Miranda, traumanya yang tak berkesudahan, kisah cintanya yang sepertinya belum selesai dengan Alex meskipun mereka berdua sudah move-on dan menemukan pendamping masing-masing, dan bagaimana Emily masih saja menyetir dia dan berlagak ala Miranda dalam menjalankan bisnis mereka. Termasuk sedikit selipan cerita tentang kehamilan Andy dan kelahiran anaknya yang menyita waktu serta perhatiannya dari penawaran Elias-Clark.

Pada akhirnya Andy harus memutuskan apa yang harus dia putuskan tentang The Plunge. Naasnya, saat Andy sudah memiliki jawaban, dia menemukan bahwa suaminya, Max, yang juga investor di The Plunge, menusuknya dari belakang karena perusahaan Max sedang membutuhkan dana segar untuk menyelamatkannya dari kebangkrutan.

Andy yang tidak bisa menerima itu, akhirnya memutuskan apa yang harus dia putuskan. Seorang wanita pemberani, menurut saya, karena berani memegang teguh prinsip. Jika sudah tak bisa mempercayai pendamping hidup, untuk apa diteruskan? Well, life is full of choice. Kalau akhirnya Andy memutuskan untuk menyudahi karirnya di The Plunge, dan menyudahi pernikahannya dengan Max, pastinya itu sudah menjadi keputusan berani baginya yang kini sudah memiliki anak.

Saya mengagumi ketegarannya, namun ini seperti bertolak belakang dengan traumatiknya dia dengan Miranda yang seolah sangat mengguncang hidupnya. Mungkin pada akhirnya Andy menemukan kedewasaan dalam dirinya. Memang sih, kehadiran seorang anak dalam hidup seorang perempuan itu bisa membangkitkan kekuatan super yang tak pernah diduga ada dalam diri seorang perempuan.

Tapi sejujurnya, saya tidak menemukan judul novel ini dalam ceritanya. Kirain bakal ada pembalasan dendam atau apa yang dilakukan Andy untuk akhirnya mengalahkan Miranda atau apa. Yang ada malah mengecewakan ya. Andy kan udah begitu takut sama Miranda tuh, dan suatu saat mereka harus ketemu untuk membahas soal pembelian majalahnya. Eeehh Andy udah mikir macem-macem, Miranda malah nggak inget dia sama sekali! Harusnya di pertemuan pertama saat Miranda nggak ngenalin Andy, dia sudah bisa bernapas lega dong? Dan move on? Ini mah nggak, takuuuuttt terus. Bacanya sampa cape. Pengin ngomel: "Oh please, Andy! She doesn't even remember you!"

Tapi terlepas dari itu, ada juga kok bagusnya. Makanya saya kasih 3 bintang. :) Nice, but don't expect too much from this novel.

No comments: