Mommylicious
by Murtiyarini & Rina Susanti
My rating: 4 of 5 stars
Buku yang menceritakan secara bergantian antara Mama Arin
dan Mama Rina ini, sungguh menceritakan kisah saya dan mama lainnya. Dari sejak
melahirkan bayi, merawat mereka, kerepotan mencari asisten yang dapat
dipercaya, hingga dilema ibu bekerja karena harus meninggalkan anak di rumah.
Rasanya kalau bisa dibawa-bawa saja kemana-mana seperti kangguru. Sempat merasa
iri dengan kangguru dan kantongnya :p
Baru baca tulisan pertama tentang pengalaman pertama oleh
Mama Arin, langsung membatin, “Mh! Gue banget nih!” Bab pertama menceritakan
tentang pengalaman memiliki bayi baru. Setiap kehamilan, meski bukan kehamilan
pertama, adalah pengalaman baru bagi setiap mama. Perubahan pada tubuh,
perasaan, hormon, selera, emosi, semuanya terasa baru lagi. Memiliki anak bayi
pun adalah pengalaman pertama meski pun bukan anak pertama. Saya benar-benar
merasakan itu semua saat melahirkan anak ketiga. Semua terasa baru. Saya
kembali nggak pede memandikannya untuk pertama kali, sangat takut pusernya yang
belum puput terluka, ngeri menggendongnya takut kecengklak, dan lainnya.
Lalu soal ASI? Saya juga ngerasain apa yang dirasakan Mama
Rina. Gimana stres karena ASI tidak terlalu banyak dan harus mengandalkan
bantuan susu formula, sementara semua orang bertanya, “ASI eksklusif, kan?”
dengan tatapan menuntut. Well, not every Mom were given the luxury of having a
lot of milk on their breasts. Tapi ini juga pengingat buat saya untuk mengubah
cara bertanya dan ekspresi soal ASI pada ibu yang baru melahirkan.
Bab kedua tentang bagaimana bayi baru yang hadir dalam
kehidupan mama bisa mengubah segalanya. Mulai dari rutinitas harian, acara
tidur dan bangun, dari pagi hingga malam semua perhatian tercurah untuk si
kecil. Gimana mama jealous pada si mbak yang lebih dekat sama si kecil (huhu
ngerasain juga nih yang begini. Sakitnya tuh di sini *nunjuk dada*)
Lalu bab ketiga tentang perkembangan anak. Mulai dari
kesulitan anak mengungkapkan keinginannya yang berakibat munculnya
jeritan-jeritan di siang dan malam hari, cara mengajarkan disiplin yang sering membuat
mama menjadi ratu tega, ungkapan kasih sayang anak pada mama, dan saat anak
jauh dari mama mereka mandiri, tapi kalau ada mama malah rewel. Ini bener
banget! And believe it or not, masih terjadi pada anak saya yang sudah berusia 12
tahun. Apa mungkin dia kolokan berlebihan karena baru punya adik bayi lagi
setelah sekian lama menjadi anak bungsu? Hmm...
Bab-bab selanjutnya lebih menceritakan tentang mama dan dan
kegiatannya.
Ada yang menarik perhatian saya, yaitu tentang me time.
Sepenting apa me time itu? Saya selalu berpikir kalau me time adalah saat yang
dinikmati sendiri untuk melakukan semua hal yang saya suka, dan biasanya ke
salon. Tapi membaca tulisan di buku ini, ternyata saat anak tidur dan kita
menikmati waktu yang sedikit untuk nulis, baca, ngeblog, itu udah me time lho
ternyata. Ha-ha, ngapain komplen ya? Seperti sekarang nih, baby lg tidur saya
bikin review. Ini ME TIME juga :)
Lalu membaca tulisan kebanggaan
mama pada buah hati. Iya nih, kadang kalau nggak ngerem diri, suka berlebihan
menceritakan tentang anak dan memuji-muji anak. Kasihan kan yang denger bisa
bete. Nanti nggak ada yang ngajak ngobrol lagi lho, karena topiknya udah kebaca
:p
Pokoknya ini wajib baca deh buat ebu-ebu, emak-emak, baik
yang baru punya bayi, anak balita, bahkan yang anaknya sudah remaja. Sebab,
buku ini menceritakan kisah yang kita banget, Mom!
And being a Mom really IS delicious :)
*
Link review Mommylicious di Goodreads: https://www.goodreads.com/review/show/1064591324
*
Link review Mommylicious di Goodreads: https://www.goodreads.com/review/show/1064591324
2 comments:
terima kasih banyak reviewnya *peluk*
Masama yaa.. Sukses terus and bikin lagi buku yang buanyaakk tentang kisah mama yaa :-)
Post a Comment