Marginalia by Dyah Rinni
My rating: 4 of 5 stars
Sekali ambil, buku ini ternyata susah untuk ditaruh kembali sebelum selesai dibaca. Ceritanya bikin penasaran abis! Ditambah lagi, saya memang penggemar novel-novel romantis macam ini. Meski terlalu indah untuk terjadi di kehidupan nyata, tetap saya suka!
Adalah Aruna, seorang vokalis band rock Lescar yang kembali menata karirnya setelah sempat menghilang selama 1 tahun karena alasan pribadi. Aruna atau yang dikenal sebagai Ren Lescar, masih menyimpan kesedihan karena ditinggal kekasihnya, Padma.
Drupadi adalah seorang wanita karir, memiliki bisnis wedding organizer yang nyaris gulung tikar, Dru pontang-panting melayani keperluan sepupunya yang menjadi klien terbesar sekaligus pembawa klien lainnya di WO miliknya. Kisah cinta Drupadi cukup mengenaskan. Dua kali ditinggal pacar, dan akhirnya memutuskan bahwa enough is enough.
Padma memilki hobi menulis di pinggiran halaman buku. Kadang digarisbawahi, kadang dilipat, kadang juga diberi catatan kecil. Ada satu buku Rumi yangmenjadi favorit gadis tersebut, yang masih tertinggal di rumah Aruna. Maka suatu hari Aruna mengunjungi kafe Marginalia, tempat yang menyediakan buku untuk ditulisi oleh siapa saja, dan mengembalikan buku tersebut.
Tak disangka, ada orang lain yang ikut menulis di buku yang Aruna anggap istimewa itu. Dan tulisannya bagi Aruna sangat menyinggung perasaan dan merusak kenangan tentang Padma. Aruna pun terobsesi untuk menemukan siapa monster yang sudah menulis tanpa perasaan tersebut di buku Rumi kesayangan Padma.
Drupadi justru sebaliknya. Dia yang sangat tidak percaya akan keajaiban, seenaknya saja menulis di buku tersebut dan malah tertawa-tawa melihat jawaban yang ada di bawah tulisannya. Maka dimulailah pertempuran saling menulis marginalia di buku Rumi antara Aruna yang marah besar melawan Drupadi yang nothing to lose, just having fun mocking Aruna.
Dengan segala cara Aruna mencari penulis marginalia tersebut, dan berniat ingin melabraknya. Namun saat bertemu dengan Drupadi, justru yang keluar dari mulutnya berbeda dengan yang sudah direncanakannya. Kesalahpahaman yang lucu pun terjadi. Dan takdir mulai mengambil alih. Konflik, rintangan, penolakan, kebimbangan, saling bertautan dan membuat novel ini sulit untuk diletakkan sebelum kelar.
Kisah cinta Aruna dan Drupadi sebenarnya ya kisah cinta biasa, namun konflik, plot, dan twistnya keren banget, saya jadi masuk ke dalam dunia marginalia dan ingin menemukan kafe itu...! I need the cafe. Bisa gak dibikin di Depok?
Saya awal baca novel ini terus terang agak merinding, membayangkan buku-buku itu dicorat-coret, dan ditulisi dengan bebas. Secara maklum lah, saya kan pustakawan ya? Bagi saya itu vandalisme. Hehehe. Anyway, ide marginalia ini luar biasa. Saya suka, dan mendukung banget penulisnya untuk menulis roman lagi. Hehehe..
Ada kalimat yang saya setuju:
"Ibuku selalu mengatakan, saat kita mencintai seseorang, kita tidak perlu mencintai 100%. Cintailah dia 70% dan bangun sisanya setelah menikah."
Kalau teori saya agak beda: Jangan mencintai 100%, sisakan 30% untuk dirimu sendiri. Karena ketika kau mencintai 100%, saat orang itu pergi (atau diambil sama penciptanya) maka cintamu habis, dan kau pun tidak akan mampu mencintai diri sendiri dan akibatnya bisa terpuruk. Itu sih teori saya, hehee.
Sebagai penutup, saya nggak heran kalau novel ini meraih juara karena memang asli bagus. Saya salut sama penulisnya yang suka menulis cerita detektif, ternyata tulisan romannya keren habis! Kudos, Dee!
Showing posts with label dyah rinni. Show all posts
Showing posts with label dyah rinni. Show all posts
Thursday, July 14, 2016
Thursday, January 16, 2014
Unfriend You - Dyah Rinni
Unfriend You: Masihkah Kau Temanku?
by Dyah Rinni
My rating: 4 of 5 stars
A really, really good teenager book.
Bullying adalah kasus yang sering terjadi di sekolah-sekolah. Nama yang dulu terkenal adalah 'gencet'. Kalau ada senior yang nggak suka sama adik kelas, mereka akan 'ngegencet' adik kelas tersebut, memberinya pelajaran agar hormat pada kakak kelas. Terkadang tidak ada alasan yang jelas kenapa gencet-menggencet ini terjadi. Mungkin saja hanya karena si kakak kelas iri melihat kelebihan si adik kelas. No reason, just happen.
Di novel ini, Katrissa yang adalah anak pindahan, tidak punya teman, menyukai paper craft, yang diajak bergabung dengan clique keren oleh Aura dan Milani. Awalnya Katrissa tentu merasa bangga diajak bergabung. Meskipun dia tidak mengetahui alasan Aura mengangkatnya menjadi 'dayang-dayang'nya, Katrissa tidak mempertanyakannya. Dia cukup merasa bangga dan berusaha mempertahankan posisinya dengan melakukan apapun. Karena tak ada satu pun orang yang tak ingin memiliki teman, kan?
Termasuk ketika harus mengetest kesetiaan seorang anggota baru, dengan cara mengutil di toko. Katrissa merasakan pertarungan batin saat itu, namun dia tidak bisa melawan Aura. Aura terlalu kuat, dan apa yang dilakukannya pada Priska, anggota baru clique mereka yang ingin mereka singkirkan karena Aura merasa cemburu, sungguh menakutkan. Priska bahkan sampai mencoba untuk bunuh diri karena tak tahan dengan perlakuan Aura dan Milani.
Katrissa mengambil sikap diam. Saat Aura dan Milani melancarkan aksi-aksi bullying mereka, dia hanya diam. Ketika Priska meminta bantuannya, dia hanya diam. Katrissa diam bahkan ketika Langit, cowok yang baik hati dan agak geeky itu memintanya untuk stand up and speak. Tapi Katrissa diam. Dia tak menyadari, bahwa diam saat melihat bullying adalah termasuk bullying juga. Yang diam sama buruknya dengan pelaku.
Hingga pada satu titik, Katrissa mengalami sendiri apa yang dulu dia lakukan. Semua orang diam, kala dirinya ganti menjadi korban bullying Aura. Aura yang tampak manis dari luar, berubah 100% menjadi gadis yang tak lagi dikenalnya. Aura yang dulu dia kira sahabat, berubah sadis, jahat, dan tak berprikemanusiaan, saat menuduh Katrissa mencoba merebut Jonas pacarnya. Seolah tak ada yang bisa menghentikannya untuk berbuat jahat.
Novel ini sungguh luar biasa. Saya mengangkat dua jempol untuk Dyah Rinni. Jalan ceritanya bikin penasaran, dan konfliknya terbangun dengan sangat rapi. Beberapa masih ditemukan typo (cuma sedikit sih) tapi masih bisa dimaafkan kok :) 'Coz this book is crazily good! (maksudnya Bagus gilak!) and I will definitely recommend it to my teenagers to read :)
Good job, Dee!
by Dyah Rinni
My rating: 4 of 5 stars
A really, really good teenager book.
Bullying adalah kasus yang sering terjadi di sekolah-sekolah. Nama yang dulu terkenal adalah 'gencet'. Kalau ada senior yang nggak suka sama adik kelas, mereka akan 'ngegencet' adik kelas tersebut, memberinya pelajaran agar hormat pada kakak kelas. Terkadang tidak ada alasan yang jelas kenapa gencet-menggencet ini terjadi. Mungkin saja hanya karena si kakak kelas iri melihat kelebihan si adik kelas. No reason, just happen.
Di novel ini, Katrissa yang adalah anak pindahan, tidak punya teman, menyukai paper craft, yang diajak bergabung dengan clique keren oleh Aura dan Milani. Awalnya Katrissa tentu merasa bangga diajak bergabung. Meskipun dia tidak mengetahui alasan Aura mengangkatnya menjadi 'dayang-dayang'nya, Katrissa tidak mempertanyakannya. Dia cukup merasa bangga dan berusaha mempertahankan posisinya dengan melakukan apapun. Karena tak ada satu pun orang yang tak ingin memiliki teman, kan?
Termasuk ketika harus mengetest kesetiaan seorang anggota baru, dengan cara mengutil di toko. Katrissa merasakan pertarungan batin saat itu, namun dia tidak bisa melawan Aura. Aura terlalu kuat, dan apa yang dilakukannya pada Priska, anggota baru clique mereka yang ingin mereka singkirkan karena Aura merasa cemburu, sungguh menakutkan. Priska bahkan sampai mencoba untuk bunuh diri karena tak tahan dengan perlakuan Aura dan Milani.
Katrissa mengambil sikap diam. Saat Aura dan Milani melancarkan aksi-aksi bullying mereka, dia hanya diam. Ketika Priska meminta bantuannya, dia hanya diam. Katrissa diam bahkan ketika Langit, cowok yang baik hati dan agak geeky itu memintanya untuk stand up and speak. Tapi Katrissa diam. Dia tak menyadari, bahwa diam saat melihat bullying adalah termasuk bullying juga. Yang diam sama buruknya dengan pelaku.
Hingga pada satu titik, Katrissa mengalami sendiri apa yang dulu dia lakukan. Semua orang diam, kala dirinya ganti menjadi korban bullying Aura. Aura yang tampak manis dari luar, berubah 100% menjadi gadis yang tak lagi dikenalnya. Aura yang dulu dia kira sahabat, berubah sadis, jahat, dan tak berprikemanusiaan, saat menuduh Katrissa mencoba merebut Jonas pacarnya. Seolah tak ada yang bisa menghentikannya untuk berbuat jahat.
Novel ini sungguh luar biasa. Saya mengangkat dua jempol untuk Dyah Rinni. Jalan ceritanya bikin penasaran, dan konfliknya terbangun dengan sangat rapi. Beberapa masih ditemukan typo (cuma sedikit sih) tapi masih bisa dimaafkan kok :) 'Coz this book is crazily good! (maksudnya Bagus gilak!) and I will definitely recommend it to my teenagers to read :)
Good job, Dee!
Subscribe to:
Posts (Atom)